Kopassus Pasukan Elit Terbaik di Indonesia

Ekasulistiyana.web.id – Kopassus atau Komando Pasukan Khusus adalah pasukan elit yang paling terkenal di Indonesia. Pasukan ini terkenal dengan kemampuan tempurnya yang luar biasa dan memiliki banyak prestasi di panggung internasional.

Sejarah Kopassus

Sejarah Kopassus

Pasukan Kopassus didirikan pada tanggal 16 April 1952 dengan nama Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Tujuan awal dari dibentuknya pasukan khusus ini adalah untuk mempersiapkan diri menghadapi ancaman komunis yang saat itu melanda Indonesia.

Pada tahun 1963, pasukan ini berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus dengan tugas pokok dan fungsi sebagai pasukan pengintai, sabotase dan peperangan non-konvensional.

Kemampuan Tempur

Kemampuan Tempur

Kopassus dikenal memiliki kemampuan tempur yang sangat tinggi dan sering dilatih untuk berbagai tugas. Mereka juga sering dilibatkan dalam operasi militer baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Beberapa kemampuan yang dimiliki oleh Kopassus antara lain: pengintaian dan penyelamatan sandera, perang gerilya, pemasangan ranjau, operasi intelijen, dan lain sebagainya.

Prestasi Internasional

Prestasi Internasional

Kopassus pernah memenangkan berbagai kejuaraan internasional di bidang militer, di antaranya adalah:

No Kejuaraan Tempat Tahun
1 Best Warrior Competition Amerika Serikat 2018
2 International Warrior Competition Jordania 2017

Selain itu, Kopassus juga pernah dilibatkan dalam misi perdamaian PBB di Kongo pada tahun 1960-an dan juga dalam operasi pembebasan sandera di Amerika Selatan pada tahun 1990-an.

Kontroversi

Meskipun memiliki prestasi yang gemilang, Kopassus juga pernah terlibat dalam beberapa kontroversi. Salah satu yang paling terkenal adalah kasus penculikan dan pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib pada tahun 2004. Hingga saat ini, kasus ini masih menjadi misteri dan belum terungkap siapa pelakunya.

Kopassus Pasukan Elit, Siapakah Mereka?

  • Kopassus (Komando Pasukan Khusus) Pasukan Elit merupakan pasukan khusus yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat. Mereka merupakan pasukan elit yang terdiri dari prajurit yang terlatih secara khusus untuk melakukan operasi rahasia, kontra-terorisme, pengintaian, dan sabotase di daerah-daerah yang sulit dijangkau.

    Sejarah Kopassus bermula pada tahun 1952 saat Indonesia masih berjuang untuk merdeka dari penjajahan Belanda. Saat itu, Presiden Soekarno memerintahkan pendirian pasukan khusus untuk membantu meredam pemberontakan di beberapa daerah.

    Selama berdirinya, Kopassus sudah terlibat dalam banyak operasi militer, termasuk Operasi Trikora, Konfrontasi Indonesia-Malaysia, dan Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

    Pasukan ini juga dikenal memiliki kemampuan yang sangat baik dalam melakukan tindakan kontra-terorisme. Mereka terlibat dalam beberapa operasi untuk menangkap para teroris seperti Noordin M Top, pelaku bom Bali dan Marriot, serta Santoso, pemimpin kelompok teroris di Poso.

  • Pendidikan dan Pelatihan Kopassus

    Kopassus Pasukan Elit memiliki pendidikan dan pelatihan yang sangat ketat dan sulit. Mereka harus lolos seleksi ketat sebelum bisa mengikuti pelatihan yang disebut dengan “Pendidikan Dasar (Diksar) Pasukan Khusus”.

    Diksar Pasukan Khusus berlangsung selama 6 bulan dan dilakukan di Kesatrian Kopassus Cijantung, Jakarta Timur. Selama diksar, para calon prajurit harus mampu menguasai berbagai keterampilan militer, termasuk pertempuran jarak dekat, sabotase, pengintaian, dan penyamaran.

    Setelah lulus dari Diksar Pasukan Khusus, prajurit masih harus mengikuti berbagai pelatihan lainnya seperti Pendidikan Terjun, Pendidikan Senapan Mesin Ringan, Pendidikan Demolisi, dan Pendidikan Pertempuran Jarak Dekat.

    Selain itu, Kopassus juga sering mengirimkan prajuritnya untuk mengikuti pelatihan di luar negeri, seperti di Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan prajurit dalam melakukan tugasnya.

  • Tugas dan Operasi Kopassus

    Tugas utama dari Kopassus Pasukan Elit adalah melindungi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman dari dalam maupun luar negeri. Mereka sering kali terlibat dalam operasi rahasia seperti pengintaian di jantung musuh, penghancuran fasilitas penting musuh, dan penangkapan para teroris.

    Beberapa operasi terkenal yang melibatkan Kopassus adalah Operasi Trikora pada tahun 1961, Operasi Seroja di Timor Timur tahun 1975, dan Operasi Penumpasan DI/TII di Jawa Barat dan Jawa Tengah tahun 1960-an.

    Selain itu, Kopassus juga terlibat dalam banyak operasi untuk menangani terorisme. Beberapa operasi teroris yang berhasil ditangkap oleh Kopassus adalah Kasus Bom Bali I dan II, Kasus Bom Marriott, serta penangkapan Santoso, pemimpin kelompok teroris Poso.

  • Kontroversi yang Menimpa Kopassus

    Walaupun Kopassus Pasukan Elit dikenal sebagai pasukan yang handal dan terlatih, namun mereka tidak luput dari kontroversi. Salah satu yang paling terkenal adalah pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib pada tahun 2004.

    Beberapa anggota Kopassus dituduh terlibat dalam pembunuhan Munir dan setelah melalui proses panjang, dua anggota Kopassus divonis bersalah atas kasus tersebut. Hal ini sangat merusak citra Kopassus di mata publik dan menimbulkan kecurigaan terhadap seluruh anggota Kopassus.

    Selain itu, Kopassus juga sempat dituduh terlibat dalam pelanggaran HAM di Aceh dan Papua. Namun, hingga saat ini tidak ada bukti yang cukup untuk membuktikan hal tersebut dan Kopassus terus bekerja untuk meningkatkan citranya di mata publik.

  • KONTROVERSI – Dansa-Dansi Jokowi | Video

    Kopassus Pasukan Elit: Siapa Mereka?

    Apa itu Kopassus?

    Kopassus adalah singkatan dari Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat. Sebagai pasukan elit yang terlatih dan disiplin tinggi, Kopassus bertugas dalam operasi-operasi khusus yang melibatkan peperangan, kontra-terorisme, dan keamanan negara.

    Sejarah dan Perkembangan Kopassus

    Kopassus didirikan pada tanggal 16 April 1952 oleh Panglima Besar Soedirman sebagai respon atas permintaan dari Pemerintah untuk membentuk suatu pasukan yang dapat mengatasi keadaan darurat dan perang yang mengancam keamanan nasional Indonesia.

    Sejak saat itu, Kopassus terus berkembang dan mengalami beberapa perubahan struktur organisasi. Pada tahun 1978, Kopassus dipecah menjadi dua kelompok yaitu Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha) dan Kopassandos (Komando Pasukan Sandi Danos). Namun, pada tahun 1992 kedua kelompok tersebut digabung kembali menjadi Kopassus dengan struktur organisasi yang baru.

    Persyaratan dan Tahap Seleksi

    Untuk menjadi anggota Kopassus, terdapat beberapa persyaratan dan tahap seleksi yang harus dilalui. Persyaratan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

    Persyaratan Keterangan
    Warga Negara Indonesia Calon anggota Kopassus haruslah Warga Negara Indonesia yang taat kepada Pancasila dan UUD 1945.
    Usia Calon anggota Kopassus harus berusia minimal 18 tahun dan maksimal 25 tahun.
    Pendidikan Calon anggota Kopassus harus minimal lulusan SMA atau sederajat, serta memiliki kemampuan berbahasa Inggris.
    Fisik Calon anggota Kopassus harus memiliki tinggi badan minimal 165 cm dan berat badan proporsional.
    Psikotest Calon anggota Kopassus harus lolos uji psikotest yang menunjukkan kemampuan mental, emosional, dan kecerdasan spiritual.

    Terdapat beberapa tahap seleksi yang harus dilalui oleh calon anggota Kopassus, diantaranya:

    1. Seleksi Administrasi
    2. Tes Kesehatan
    3. Tes Fisik
    4. Tes Psikologi
    5. Wawancara

    Tugas dan Operasi Kopassus

    Sebagai pasukan elit, Kopassus memiliki tugas utama dalam melaksanakan operasi-operasi khusus yang melibatkan peperangan, kontra-terorisme, dan keamanan negara. Beberapa operasi yang pernah dilakukan oleh Kopassus antara lain:

    1. Operasi Seroja (Timor Timur)
    2. Operasi Padarincang (Malaysia)
    3. Operasi Tumpas (Aceh)
    4. Operasi Pembebasan Sandera Woyla (Aceh)
    5. Operasi Senyum Timtim (Timor Timur)

    Kontroversi dan Kasus Pelanggaran HAM

    Kopassus pernah dituduh melakukan beberapa kasus pelanggaran HAM, termasuk tortur dan pembunuhan terhadap aktivis pro-demokrasi pada era Orde Baru. Namun, dalam perkembangan terakhir, Kopassus telah melakukan reformasi internal dan membuka diri untuk bertanggung jawab atas tindakan pelanggaran HAM yang pernah dilakukan oleh anggotanya.

    Leave a Comment