Panduan untuk Menjaga Kesehatan & Keselamatan Bagi Profesi Perawat

Profesi perawat sering dianggap sebagai panggilan mulia karena dedikasinya dalam merawat orang sakit. Namun, di balik pengabdian tersebut, terdapat berbagai risiko kesehatan yang mengintai.

Mulai dari cedera fisik hingga tekanan mental, perawat menghadapi bahaya yang signifikan dalam pekerjaan mereka sehari-hari.

Artikel ini akan membahas berbagai bahaya yang dihadapi perawat serta cara menjaga kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.

1. Cedera Fisik: Nyeri Otot dan Cedera Muskuloskeletal

Sebagian besar perawat mengalami nyeri akibat aktivitas fisik yang berat, terutama saat mengangkat atau memindahkan pasien secara manual. Beberapa fakta penting:

  • Prevalensi Nyeri: Studi menunjukkan bahwa 89% perawat di Iran melaporkan nyeri muskuloskeletal, terutama di punggung bawah (74%) dan lutut (48.5%). Di Belanda, 57% perawat mengalami nyeri di setidaknya satu bagian tubuh.
  • Penyebab Utama: Aktivitas seperti mengangkat pasien dan bekerja dalam posisi yang tidak ergonomis menjadi faktor utama.

Cara Mengatasi:

  • Gunakan alat bantu angkat pasien untuk mengurangi tekanan pada tubuh.
  • Pastikan postur tubuh tetap baik saat bekerja.
  • Lakukan peregangan rutin untuk mencegah kekakuan otot.

2. Stres Kerja dan Burnout

Beban kerja yang tinggi, jadwal kerja yang padat, dan tanggung jawab besar membuat perawat rentan terhadap stres dan kelelahan.

  • Data Stres: Sebanyak 43.4% perawat dalam sebuah studi melaporkan kelelahan berlebihan, sementara 91.9% perawat di Siprus mengaku sering merasa lelah.
  • Faktor Pemicu: Kerja shift tiga waktu, lingkungan kerja yang sulit seperti unit gawat darurat, dan menangani pasien dengan penyakit serius menjadi penyebab utama.

Cara Mengatasi:

  • Jadwalkan waktu istirahat yang cukup selama shift.
  • Manfaatkan program konseling yang tersedia di tempat kerja.
  • Prioritaskan self-care, termasuk olahraga dan relaksasi.

3. Paparan Penyakit Menular

Perawat berada di garis depan risiko terpapar penyakit menular, seperti HIV, hepatitis, dan tuberkulosis. Needle-stick injuries (luka akibat jarum suntik) menjadi salah satu penyebab utama paparan patogen berbahaya.

  • Statistik: Setiap tahun, sekitar 600.000 hingga 800.000 kasus needle-stick injuries terjadi di fasilitas kesehatan.
  • Penyebab Umum: Prosedur seperti injeksi, menjahit luka, dan pengambilan darah menjadi aktivitas berisiko tinggi.

Cara Mengatasi:

  • Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan dan masker.
  • Pastikan jarum bekas dibuang di tempat yang sesuai.
  • Ikuti pelatihan pencegahan infeksi secara rutin.

4. Paparan Bahan Kimia Berbahaya

Perawat sering terpapar bahan kimia seperti disinfektan, obat-obatan kemoterapi, dan lateks, yang dapat menyebabkan iritasi atau alergi.

  • Risiko Paparan: Produk seperti glutaraldehyde dan ethylene oxide dapat menyebabkan gangguan pernapasan jika digunakan tanpa perlindungan.

Cara Mengatasi:

  • Gunakan ventilasi yang baik saat bekerja dengan bahan kimia.
  • Kenakan perlengkapan pelindung yang disediakan.
  • Hindari kontak langsung dengan bahan kimia tanpa alat pelindung.

5. Kekerasan di Tempat Kerja

Kekerasan verbal dan fisik sering dialami oleh perawat, terutama mereka yang bekerja di unit gawat darurat.

  • Data Kekerasan: Dalam sebuah studi, 53.4% perawat melaporkan kekerasan verbal, sementara 12.9% mengalami kekerasan fisik.
  • Penyebab: Interaksi dengan pasien atau keluarga yang frustrasi sering kali menjadi pemicu.

Cara Mengatasi:

  • Ikuti pelatihan keamanan untuk menghadapi situasi konflik.
  • Laporkan insiden kekerasan kepada manajemen.
  • Pastikan adanya protokol keamanan di tempat kerja.

6. Gangguan Tidur Akibat Shift Malam

Bekerja dalam shift malam mengganggu ritme biologis tubuh, menyebabkan kurang tidur dan kelelahan kronis. Ini dapat berdampak pada konsentrasi dan kesehatan jangka panjang.

Cara Mengatasi:

  • Usahakan tidur cukup di sela-sela shift.
  • Hindari konsumsi kafein menjelang waktu tidur.
  • Jadwalkan rotasi shift agar tubuh dapat beradaptasi.

Menjaga Kesehatan dan Keselamatan di Tempat Kerja

Untuk mengurangi risiko bahaya kesehatan, perawat dan fasilitas kesehatan dapat mengambil langkah berikut:

  • Gunakan Teknologi: Pastikan adanya akses ke alat bantu angkat pasien dan jarum suntik aman.
  • Pelatihan Berkala: Ikuti pelatihan keselamatan kerja dan pencegahan infeksi.
  • Manajemen Stres: Sediakan program dukungan mental bagi tenaga kesehatan.

Kesimpulan

Pekerjaan sebagai perawat memang penuh risiko, mulai dari cedera fisik hingga tekanan mental. Namun, dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, perawat dapat menjaga kesehatan dan keselamatan mereka di tempat kerja. Penting bagi fasilitas kesehatan untuk memberikan prioritas pada keselamatan kerja demi mendukung kesejahteraan tenaga medis.